Rabu, 23 Oktober 2013

Teori tingkah laku

TUGAS PERTAMA (APTL)

NAMA           : RAKHMAN HABIBI
NIM                : 11144200239
KELAS          : 5B



PEMBAHASAN RESUME TEORI TINGKAH LAKU
(Albert Bandura)

Teori Pembelajaran Sosial Bandura
Albert Bandura, seorang psikolog pada Universitas Stanford Amerika Serikat, yang oleh banyak ahli dianggap sebagai seorang behavioris masa kini yang moderat. Tidak seperti rekan-rekan sesama penganut aliran behaviorisme, Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Barlow (1985), sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh prilaku (modeling). Dalam hal ini, seorang siswa belajar mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang mereaksi atau merespon sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga dapat mempelajari respons-respons baru dengan cara pengamatan terhadap prilaku contoh dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan). Condisioning adalah prosedur belajar dalam mengembangkan prilaku sosial dan moral. Dasar pemikirannya prosedur belajar dalam mengembangkan prilaku-prilaku lainnya, yakni dengan reward (ganjaran/memberi hadiah) dan punishment (hukuman/memberi hukuman). Dasar pemikirannya ialah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan prilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), ia senatiasa berpikir dan memutuskan prilaku sosial mana yang perlu dibuat.
Imitation adalah merupakan salah satu cara yang paling penting dalam teori belajar sosial. Menurut teori sosial learning imitation adalah proses peniruan yang dimainkan oleh seorarng model atau tokoh yang akan dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa, biasanya yang dijadikan model adalah orang tua atau guru.



Menurut Bandura ada 4 cara dalam melakukan peniruan, yaitu:
1.      Perhatian(Attention)
Maksudnya dengan memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari. Proses ini menyatakan dianggap berpengaruh dikarenakan sebelum sesuatu dapat dipelajari dari model, model itu harus di perhatikan. Bandura menganggap belajar adalah proses yang terus berlangsung, tetapi dia menunujukkan bahwa hanya yang diamati sajalah yang dapat dipelajari. Berikut adalah contohnya:
Misalkan anda menggendong anak usia 4 tahun sedangkan dua anak usia empat tahun lainnya bermain di ruang lain. Saat anak A sedang memukul-mukul anjing peliharaan dengan pelan-pelan, anak B memeasukkan pisau mentega ke stop kontak listrik. Semua orang akan belajar sesuatu dari insiden ini. Dikarenakan diasosiasikan langsung dengan rasa sakit yang tak terduga dan diiringi dengan kekagetan, anak B akan belajar menghindari pisau mentega, dan bahkan mungkin menghindari stop kontak. Anak A mungkin akan belajar, atau setidaknya mulai belajar, untuk menghindatri anjinfg. Ketika anak B tiba-tiba menjerit dan menangis, suara itu mengagetkan anak A, dan karena kejadian stimulus baru yang kuat dan tak terduga ini menimbulkan gerakan otonomik, anjing menjadi diisolasikan dengan respon tidak terkondisikan terhadap stimulus yang menegangkan. Lewat proses memerhatikan, anak di pangkuan anda mungkin nanti akan menghindari stop kontak (jika dia memerhatikan B) atau menghindari anjing (jika memerhatikan anak A), atau mungkin menghindari anda. Secara incidental, karena banyak prinsip belajar berlaku untuk anak manusia dan hewan, adalah mungkin pula bahwa si anjing itu nanti akan menghindari anak-anak.


2.      Mengingat(Retention)
Maksudnya melakukan pengamatan kemudian menyimpannya dalam memory dalam bentuk ingatan. Bandura berpendapat bahwa proses retensional disimpan melelui dua cara, yaitu secara imajinal (imajinatif) dan secara verbal. Simbol-simbol yang disimpan secara imajinatif adalah gambaran tentang hal-hal yang dialami model. Sedangkan secara verbal dsapat dilakukan dengan kode-kode misalnya detail rute perjalanan seorang model. Setelah informasi disimpan secara kognitif, ia dapat diambil kembali, diulang, dan di perkuat beberapa waktu sesudah belajar observasional terjadi.
3.      Reproduksi gerak (Reproduction)
Maksudnya melakukan suatu pengamatan kemudian memperaktekannya dengan cara modivikasi tindakan. Contohnya seseorang mungkin sudah belajar, lewat pengamatan atas monyaet, cara melompat, cara melompat bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya dengan menggunakan ekor, namun ia jelas tidak akan meniru perilaku si monyet itu karena orang tidak mempunyai ekor. Dengan kata lain, seseorang mungkin mempelajari sesuatu secara kognitif namun dia tak mampu menerjemahkan informasi itu ke dalam prilaku karena ada keterbatasannya
4.      Motivasi
Maksudnya unsur yang paling penting dari ketiga unsur, karena ia adalah penggerak unsur untuk melakukan sesuatu. Dalam proses motivasi ini, Informasi tentang penguatan atau konsekuensi yang didapatkan model dalam proses modeling juga dapat menjadi alasan bagi pengamat dalam proses observasi untuk memberikan respon terhadap hasil pengamatan.











Kelebihan:
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi-interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya condisioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor sosial dan kognitif.
Kelemahan:
Teori pembelajaran sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

















PENUTUP

Kesimpulan:
Beberapa kesimpulan itu ialah :
·      Tingkah laku yang diperlihatkan oleh manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
·    Cara belajar ini mengacu pada conditioning (pembiasaan merespons yang terus menerus), dan modeling (peniruan/imitation).
·       Teori Belajar Sosial yang dikeluarkan oleh Bandura merupakan teori yang bersifat determinisme respirokal yaitu dalam proses belajar ada interaksi yang konstan antara lingkungan, perilaku dan orang.
·       Tahap-tahap belajar meliputi: perhatian, penyimpanan dalam ingatan, reproduksi, dan motivasi yang kemudian menghasilkan kinerja tertentu.









DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. (2005).Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafimdo Persada.
Syah, Muhibbin. (2010).Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Walgito, Bimo. (2010).Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi  Offset.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar